CORETAN GABUT #1
#Cerita Si Pemilih
Pernah ngga kalian merasa bahwa di dunia hanya ada sebuah
pilihan?
Pilihan yang harus kita putuskan lalu menjadi taruhan untuk
takdir kita di masa depan. Tapi dalam memilih bukan suatu hal yang mudah bukan?
Itu adalah kegiatan yang menurutku paling sulit sedunia.
Oke aku beri contoh, contoh yang simple aja.
Kamu pergi ke alfamart/indomart lalu berjalan menuju
jejeran kulkas yang berisi banyak minuman disana. Hal pertama yang akan kalian
lakukan adalah mondar mandir dari kulkas paling ujung ke ujung lainnya.
Lama…hingga akhirnya pilihan terakhir yang kalian ambil hanya sebotol air
putih.
Itu sebagian contoh bahwa memilih adalah hal yang sulit.
Tapi, aku juga tak megeneralisirkan bahwa semua manusia akan
se plin-plan itu. Masih banyak kok manusia yang optimis dan yakin akan
keputusan yang mereka ambil. Hanya saja manusia yang optimis juga akan
menimbang saat memilih sebuah keputusan. Aku yakin semudah apapun pilihan pasti
akan ada detik dimana kamu akan berfikir, menimbang apa yang mungkin baik
untukmu.
Lalu apa lagi yang sulit dari suatu pilihan? Mungkin
menyangkut soal masa depan. Masa yang menentukan kita akan jadi seperti apa
kedepannya. Emang sih kalau soal masa depan itu harus kita fikirkan
matang-matang, kalau tidak pada akhirnya hanya ada sebuah penyesalan yang
pastinya tidak akan memberikan kita kesempatan kedua.
Satu hal yang pernah aku rasakan dari sulitnya memilih adalah
saat aku harus memilih apakah aku ingin bekerja setelah lulus D2 atau
melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi. Saat itu, aku benar-benar buntu. Aku
bertanya kesana kemari, meminta saran kepada banyak manusia. Bahkan sempat aku
berfikir untuk melakukan pelatihan ilustrator saja ke Bali, tapi terurung
karena tak ada restu dari orang tua.
Ada hal lagi dari pilihan yang menurutku paling sulit
diantara pilihan lainnya, dimana pilihan tersebut ada hubungannya dengan
perasaan. Semua manusia pasti tau bahwa perasaan bukan kita yang mengatur,
perasaan juga bukan suatu hal yang bisa dipaksakan. Datangnya tiba-tiba, seolah
say hi hanya untuk membuat berantakan. Aku pernah merasakannya dan itu
membuatku menjadi wanita terjahat di dunia. Memutuskan untuk pergi dari
keduanya dan memilih untuk tidak mengharapkan mereka. Demi diriku yang penat
akan hiruk pikuk kehidupan.
Sebenarnya, aku bukan tipe orang yang ceroboh dalam mengambil
keputusan, tapi tak jarang juga aku menyesal dengan keputusanku sendiri. Kata ‘seandainya’
selalu terucap dimulut, bahkan terngiang didalam otakku. Meski begitu aku
yakin, setiap keputusan yang aku ambil adalah skenario dari sang pencipta. Aku
di beri otak untuk berfikir karena Dia mengizinkanku untuk berfikir dan aku
yakin itu adalah pilihan terbaikku yang dibantu oleh-Nya.
Kesimpulannya, memang hidup adalah sebuah pilihan. Ambil pilihan
itu dan pertanggung jawabkan pilihan kamu. Menyesal boleh, tapi jangan
berlarut-larut dan ubah mindset kalian bahwa pilihan kamu adalah pilihan
terbaik.
Sekian dan terimakasih.
Salam, sunjabi_
Komentar
Posting Komentar